Kamis, 25 April 2013


Pengalaman itu indah 
Setelah mata kuliah usai dan perut yang kosong telah terisi. Kami berdua (saya dan temenku sebut saja “Mamah”) bingung mengisi waktu kosong sebelum pergi ke vihara. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Gramedia menjadi tempat tujuan kami. Kebetulan hari ini aku tak bersama jazz pinkku melainkan dengan kuda merah teman kamarku (mbk Hani’s Vega R) sehingga aku bisa menjelajah lebih banyak tempat.
Rasanya lama sekali tag menginjakkan kaki di Gramedia. Akan tetapi, semuanya tidak ada yang berubah masih tetap sama ketika aku ke Gramedia pertama kali dan yang kedua kalinya dan ditemani dengan teman yang sama pula. Setelah berkeliling di lantai 1 dan 2 sembari melihat-lihat koleksi tas-tas, dompet, dan soevenir yang lucu-lucu. Kamipun naik ke lantai 3 tempat jendela-jendela dunia. Kamipun berpencar melihat-lihat buku dan sekedar membaca-baca buku examplernya. Akupun menemukan sebuah buku yang kuanggap cukup menarik untuk di simpan di kantong tasku. Si Mamah juga mendapatkan buku-buku yang menarik hatinya. Setelah mendapat sms dari temenku untuk bekumpul di kampus kemudian pergi ke vihara, kamipun bergegas menuju kasir dan membayar buku-buku kami dan melunsur ke kampus.
Setelah menunggu cukup lama di depan MP (Multi Purpose), kedua temanku akhirnya menampakkan dirinya. Setelah itu cap cus deh menuju vihara yang merupakan tempat tujuan utama kami. Vihara tersebut terletak di Jl. Bridgen Katamso yaitu jalan yang menuju ke Jogja Tronik jika lewat sebelah utara. Setelah sampai di sana kami bertemu salah seorang yang ada di dalam vihara tersebut dan mengatakan maksud tujuan kami datang ke vihara. Akan tetapi beliau beliau tidak bisa diwawancarai dan menyuruh kami datang kembali pada hari Minggu sekitar jam 9 dan dapat melakukan wawancara setelah acara pembaktian yang berlangsung kira-kira satu jam. Kamipun berpamitan dan berencana akan kembali lagi pada hari Minggu nanti.


Foto vihara yang sempat aku abadikan sebelum pulang

Setelah itu kami memutuskan untuk mencari vihara lainnya sebagai alternatifnya. Kamipun memacu kuda-kuda mengelilingi kawasan malioboro, keraton, dan akhirnya setelah cukup lama mencari kamipun terdampar di alun-alun utara.


Terdampar di Altar, ternyata ada Konser Seru Global TV.

Awalnya ingin nonton konsernya, tapi masih saja persiapan konser. Tag sabar kami menunggu dan memilih untuk pulang. Aku dan Mamah masih betah jalan-jalan dan kamipun berinisiatif untuk mencari pengalaman dan hal yang baru yang belum pernah kami lakukan. Mamah mempunyai ide untuk mengunjungi Museum Perjuangan yang berada pada jalan satu arah menuju pondok.




Setelah sampai di sana kami pun melihat di papan dekat pintu masuk yang bertuliskan Museum Sandi. Ternyata di gedung tersebut terdapat dua museum. Museum yang menempati lantai pertama adalah Museum Perjuangan dan di bawahnya adalah Museum Sandi. Setelah menemui petugas museum kami ditanya ingin melihat museum yang mana. Dengan serentak kami menjawab Museum Sandi. Karena

rasa penasaran itulah yang membuat kami ingin melihatnya. Kami di pandu oleh seorang guide perempuan atau sebut saja Mbk Mita begitu ia memperkenalkan namanya masuk menuju Museum Sandi. Dan inilah semboyan Museum Sandi yang menyambut kami sebelum memasukinya.

semboyan Museum Sandi 



Huruf sandi yang pertama kali kami lihat di museum. Sandi-sandi tersebut mempunyai arti yang tidak kami mengerti. Mbk Mita juga belum sempat mempelajari sandi-sandi tersebut karena dia juga baru 2 bulan di sini. Sandi ini diberi nama The Summerians.



Ini adalah replika Buku Kode dan Tas Kode. Buku Kode merupakan buku sistem yang berisi huruf dan angka yang disusun oleh dr. Roebiono Kertopati. Buku sistem ini digunakan dalam hubungan komunikasi rahasia. Sedangkan Tas Kode inilah yang digunakan untuk membawa sistem kode yang nantinya akan digunakan untuk komunikasi.


Inilah rumah yang digunakan untuk menyusun sandi-sandi rahasia negara yang letaknya berada di Kulon Progo. Letaknya memang jauh, agar para musuh tidak dapat melacak keberadaannya.


Torso Tatto
Ini adalah salah satu cara menyampaikan berita yaitu dengan cara menggundul kepala lalu berita ditulis di atas kepalanya dengan cara ditatto kemudian diutus ke tempat tujuan setelah rambutnya cukup panjang menutupi tulisan. Dan penerima akan menggundulnya untuk membacanya.


Udah mirip belum??
Waah...kyagnya Si Mamah siap mengantarkan kode rahasia ni. Ceritanya pengen jadi penerusnya ya??hehehehe


Mesin Sandi SR-64/A
Mesin sandi ini merupakan hasil karya anak bangsa Indonesia . 


Intinya bahwa satu orang sudah cukup untuk menghancurkan persatuan.


Terimakasih telah menemaniku hari ini. Banyak pengalaman yang ku dapat hari ini bersamamu.



Setelah capek dan puas berkeliling kamipun mengucapkan terima kasih dan selamat jalan


jangan pernah lelah untuk mencari hal baru, kerena semua itu akan memberikan pengalaman yang indah buatmu.
 



2 komentar:

Popular Templates

Pengikut

javascript

java

javascript

music

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

java

Update templates

Recent Templates