Pengalaman itu
indah
Setelah mata kuliah usai dan perut
yang kosong telah terisi. Kami berdua (saya dan temenku sebut saja “Mamah”)
bingung mengisi waktu kosong sebelum pergi ke vihara. Setelah berpikir sejenak,
akhirnya Gramedia menjadi tempat tujuan kami. Kebetulan hari ini aku tak
bersama jazz pinkku melainkan dengan kuda merah teman kamarku (mbk Hani’s Vega
R) sehingga aku bisa menjelajah lebih banyak tempat.
Rasanya lama sekali tag menginjakkan
kaki di Gramedia. Akan tetapi, semuanya tidak ada yang berubah masih tetap sama
ketika aku ke Gramedia pertama kali dan yang kedua kalinya dan ditemani dengan
teman yang sama pula. Setelah berkeliling di lantai 1 dan 2 sembari
melihat-lihat koleksi tas-tas, dompet, dan soevenir yang lucu-lucu. Kamipun
naik ke lantai 3 tempat jendela-jendela dunia. Kamipun berpencar melihat-lihat
buku dan sekedar membaca-baca buku examplernya. Akupun menemukan sebuah buku
yang kuanggap cukup menarik untuk di simpan di kantong tasku. Si Mamah juga
mendapatkan buku-buku yang menarik hatinya. Setelah mendapat sms dari temenku
untuk bekumpul di kampus kemudian pergi ke vihara, kamipun bergegas menuju
kasir dan membayar buku-buku kami dan melunsur ke kampus.
Setelah menunggu cukup lama di depan
MP (Multi Purpose), kedua temanku akhirnya menampakkan dirinya. Setelah itu cap
cus deh menuju vihara yang merupakan tempat tujuan utama kami. Vihara tersebut
terletak di Jl. Bridgen Katamso yaitu jalan yang menuju ke Jogja Tronik jika
lewat sebelah utara. Setelah sampai di sana kami bertemu salah seorang yang ada
di dalam vihara tersebut dan mengatakan maksud tujuan kami datang ke vihara.
Akan tetapi beliau beliau tidak bisa diwawancarai dan menyuruh kami datang
kembali pada hari Minggu sekitar jam 9 dan dapat melakukan wawancara setelah
acara pembaktian yang berlangsung kira-kira satu jam. Kamipun berpamitan dan
berencana akan kembali lagi pada hari Minggu nanti.
Foto vihara yang sempat aku abadikan sebelum pulang
Setelah itu
kami memutuskan untuk mencari vihara lainnya sebagai alternatifnya. Kamipun
memacu kuda-kuda mengelilingi kawasan malioboro, keraton, dan akhirnya setelah
cukup lama mencari kamipun terdampar di alun-alun utara.
Terdampar di
Altar, ternyata ada Konser Seru Global TV.
Awalnya
ingin nonton konsernya, tapi masih saja persiapan konser. Tag sabar kami
menunggu dan memilih untuk pulang. Aku dan Mamah masih betah jalan-jalan dan
kamipun berinisiatif untuk mencari pengalaman dan hal yang baru yang belum
pernah kami lakukan. Mamah mempunyai ide untuk mengunjungi Museum Perjuangan
yang berada pada jalan satu arah menuju pondok.
Setelah
sampai di sana kami pun melihat di papan dekat pintu masuk yang bertuliskan
Museum Sandi. Ternyata di gedung tersebut terdapat dua museum. Museum yang
menempati lantai pertama adalah Museum Perjuangan dan di bawahnya adalah Museum
Sandi. Setelah menemui petugas museum kami ditanya ingin melihat museum yang
mana. Dengan serentak kami menjawab Museum Sandi. Karena
rasa penasaran itulah yang membuat kami ingin melihatnya. Kami di pandu oleh seorang guide perempuan atau sebut saja Mbk Mita begitu ia memperkenalkan namanya masuk menuju Museum Sandi. Dan inilah semboyan Museum Sandi yang menyambut kami sebelum memasukinya.
rasa penasaran itulah yang membuat kami ingin melihatnya. Kami di pandu oleh seorang guide perempuan atau sebut saja Mbk Mita begitu ia memperkenalkan namanya masuk menuju Museum Sandi. Dan inilah semboyan Museum Sandi yang menyambut kami sebelum memasukinya.
semboyan Museum Sandi
Huruf sandi yang pertama kali kami lihat di museum.
Sandi-sandi tersebut mempunyai arti yang tidak kami mengerti. Mbk Mita juga
belum sempat mempelajari sandi-sandi tersebut karena dia juga baru 2 bulan di
sini. Sandi ini diberi nama The Summerians.
Ini adalah replika Buku Kode dan Tas
Kode. Buku Kode merupakan buku sistem yang berisi huruf dan angka yang disusun
oleh dr. Roebiono Kertopati. Buku sistem ini digunakan dalam hubungan
komunikasi rahasia. Sedangkan Tas Kode inilah yang digunakan untuk membawa
sistem kode yang nantinya akan digunakan untuk komunikasi.
Inilah rumah yang digunakan untuk
menyusun sandi-sandi rahasia negara yang letaknya berada di Kulon Progo.
Letaknya memang jauh, agar para musuh tidak dapat melacak keberadaannya.
Torso Tatto
Ini adalah salah satu cara
menyampaikan berita yaitu dengan cara menggundul kepala lalu berita ditulis di
atas kepalanya dengan cara ditatto kemudian diutus ke tempat tujuan setelah
rambutnya cukup panjang menutupi tulisan. Dan penerima akan menggundulnya untuk
membacanya.
Udah mirip belum??
Waah...kyagnya Si Mamah siap
mengantarkan kode rahasia ni. Ceritanya pengen jadi penerusnya ya??hehehehe
Mesin Sandi SR-64/A
Mesin sandi ini merupakan hasil
karya anak bangsa Indonesia .
Intinya bahwa satu orang sudah cukup
untuk menghancurkan persatuan.
Terimakasih telah menemaniku hari
ini. Banyak pengalaman yang ku dapat hari ini bersamamu.
Setelah capek dan puas berkeliling
kamipun mengucapkan terima kasih dan selamat jalan
jangan pernah lelah
untuk mencari hal baru, kerena semua itu akan memberikan pengalaman yang indah
buatmu.
hehe......topp
BalasHapusmasiih ecek-ecek..hehehehe
Hapus