Kamis, 15 Desember 2011

Khasiat Buah Mangga

Khasiat Buah Mangga

gambar Buah Mangga Setiap orang pasti mengenal buah mangga. Bentuknya bulat, warna daging kuning, warna kulit umumnya hijau, dagingnya juga ada yang bersemburat merah dan rasanya manis. Buah ini tidak hanya disukai oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Saat masih muda atau mentah pun buah ini banyak dicari orang, terutama anak muda untuk rujak atau wanita yang hamil.
Buah tropis yang bernama latin mangifera indica ini berasal dari India. Namun kini sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Tanaman mangga — yang memiliki setidaknya 2000 macam varietas — bisa tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah dan berhawa panas. Tapi ada juga yang bisa tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian hingga 600 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Buah mangga sendiri tergolong kelompok buah ‘batu’ berdaging dengan bentuk, ukuran, warna dan citarasa (aroma-rasa-tekstur) beraneka. Bentuk mangga ada yang bulat penuh, seperti mangga gedong dan bulat panjang, seperti mangga arum manis dan mangga mana lagi. Adapula mangga kopek yang berbentuk bulat pipih dan mangga golek yang lonjong.
Kendari bentuk, ukuran, warna, dan citarasa buah mangga beragam, namun dari segi gizi semuanya hampir tidak jauh berbeda. Mangga segar mengandung air sekitar 82%, vitamin C, dan energi / kalori. Energi dalam mangga muda rendah karena lebih banyak mengandung zat pati, yang akan berubah menjadi gula dalam proses pematangan.
Sebagian besar energi mangga berasal dari karbohidrat berupa gula, yang membuatnya terasa manis. Kandungan gula ini didominasi oleh gula golongan sukrosa. Kandungan gula dalam mangga berkisar 7-12%. Namun jenis mangga manis dapat mencapai 16-18%.
Selain rasanya yang manis dan segar, buah mangga ternyata memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Misalnya saja dapat menyembuhkan penyakit influenza, menambah nafsu makan, menyembuhkan luka pada kulit, radang tenggorokan atau batuk, dan banyak penyakit lainnya. Ini disebabkan kandungan zat-zat di dalamnya yang bagus untuk tubuh. Termasuk vitamin A, C, dan E yang bagus untuk keremajaan kulit dan mencegah kanker.
Selain itu ada asam galat yang sangat baik buat pencernaan. Ada pula kandungan riboflavin yang baik untuk menjaga kesehatan mata, mulut, dan tenggorokan. Tentunya masih banyak lagi zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh, jika dikonsumsi dalam jumlah yang memadai.
Nah, jika belanja mangga, jangan asal pilih matang atau mentah. Pilihlah kualitas mangga yang pas, yaitu matang di pohon, warna buah hijau kekuningan, tekstur padat tapi tidak terlalu keras, kulit licin, dan aroma manis. Hindari memilih buah yang terlalu keras / lembek, memar, dan berbau fermentasi.

Teh Minuman Kesehatan

Teh merupakan tanaman daerah tropis dan subtropis yang secara ilmiah dikenal dengan Camellia Sinensis. Dari kurang lebih 3000 jenis teh hasil perkawinan silang, didapatkan 3 macam teh hasil proses, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Cara pengolahan teh yaitu dengan merajang daun teh dan dijemur di bawah sinar matahari sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberi cita rasa teh hitam yang khas.
Teh hijau, jenis teh tertua, amat disukai terutama oleh masyarakat Jepang dan Cina. Di sini daun teh mengalami sedikit proses pengolahan, hanya pemanasan dan pengeringan sehingga warna hijau daun dapat dipertahankan. Sedangkan teh oolong lebih merupakan jenis peralihan antara teh hitam dan teh hijau. Ketiga jenis teh masing-masing memiliki khasiat kesehatan karena mengandung ikatan biokimia yang disebut polyfenol, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah ada di dalam sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.
Subklas polifenol meliputi flavonol, flavon, flavanon, antosianidin, katekin, dan biflavan. Turunan dari katekin seperti epi-cathecin (EC), epigallo-cathecin (EGC), epigallo-cathecin gallate (EGCg), dan quercetin umumnya ditemukan di dalam teh. EGCg dan quercetin merupakan anti oksidan kuat dengan kekuatan hingga 4-5 kali lebih tinggi dibandingkan vitamin E dan C yang juga merupakan antioksidan potensial. Antioksidan diketahui mampu menghindarkan sel dari kerusakan mengingat setiap kerusakan sel akan menyumbang lebih dari 50 penyakit.
Teh hijau mengandung EGCg, demikian juga teh hitam, demikian dikatakan seorang ahli biokimia. Dalam sebuah studi yang dilakukan peneliti Belanda menyebutkan, mengkonsumsi 4-5 cangkir teh hitam setiap hari akan menurunkan resiko stroke hingga 70% dibanding dengan mereka yang mengkonsumsi teh 2 cangkir sehari atau kurang. Laporan lainnya menyebutkan lebih banyak mengkonsumsi teh hitam berhubungan dengan rendahnya kasus serangan jantung. John Folts, Direktur Sekolah Medis, Pusat Penelitian dan Pencegahan Arteri Trombosis, Universitas Wisconsin, AS menemukan kunci khasiat dalam teh yaitu flavonoid. Hasil penelitiannya menunjukkan, flavonoid dalam teh hitam mampu menghambat penggumpalan sel-sel platelet darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh darah pada penyakit hantung koroner dan stroke. Studi lain menyebutkan bahwa peminum teh fanatik memiliki kadar kolesterol dan tekanan darah yang rendah, meskipun masih belum jelas apakah semuanya itu langsung disebabkan karena teh.
Para peneliti di Universitas Case Western Reserve, Cleveland, AS menemukan pengaruh penggunaan teh hijau pada kulit hingga 90 %. Ternyata teh sangat efektif melindungi kulit dari sinar matahari yang dapat mengakibatkan kanker kulit. Teh juga diketahui mengandung fluoride yang dapat menguatkan email gigi dan membantu mencegah kerusakan gigi. Dalam suatu studi laboratorium di Jepang, para ahli menemukan bahwa teh membantu mencegah pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi.
Penelitian di Jepang menunjukkan, daerah penghasil teh yang pendudukanya terkenal sebagai peminum teh fanatik, sangat rendah angka kematiannya yang disebabkan oleh kanker. Hasil studi lainnya, dilakukan kerjasama antara tim peneliti Oguni dan pusat penelitian kanker di Beijing untuk mempelajari pengaruh ekstrak teh hijau pada tikus yang telah diberi ransum makanan karsinogenik (zat pemicu kanker). Dilaporkan, angka rata-rata kanker pada tikus yang memperoleh ekstrak teh hijau setengah dari tikus yang tidak memperoleh ekstrak teh hijau.
Para peneliti yakin bahwa polifenol yang dikenal sebagai cathecin yang terdapat pada teh hijau, membantu tubuh manusia melawan sel kanker. Studi lainnya dilakukan oleh Oguni dan Dr. Masami Yamada dari Hamamatsu Medical Center menemukan cathecin membunuh Helicobator pylori, bakteri pemicu kanker lambung.
 

artikel

Popular Templates

Pengikut

javascript

java

javascript

music

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

java

Update templates

Recent Templates