Minggu, 28 April 2013

Tag Menentu

Rabbiii....
Mengapa tugas terjemah tag pernah bersahabat denganku?? Tugas UTS terjemah cerpen kali ini yang membuatku menangis. Dimulai dari membuka kamus al munawwir yang manual maupun digital hingga terjemah melalui googlepun masih belum ketemu maksud dari kalimat-kalimat arab tersebut. Sebenarnya aku ingin menyerah tapi aku ingat tujuan awalku kuliah bukanlah untuk berputus asa dan bermalas-malasan. Hari ini ku buka lagi tugs terjemahan itu, ternyata hasilnya masih tetap sama ga ad perubahan. Dilantai 3 fakultas atau yang sering disebut karjo ku buka laptopku dan mulai menerjemah kembali menggunakan google terjemah. Berapa lama kemudian rasa ngantukpun menghampiriku meskipun sudah ku tahan-tahan tetap saja tidak ada reaksi. Akhirnya ku putuskan untuk pergi ke kos temenku untuk sekedar beristirahat sebentar kemudian melanjutkan tugasku lagi. Di kos ternyata aku tidak jadi memejamkan mata, ku minta bantuan dengan teman-temanku yang ada di kos untuk membantu menerjemahkan.
Me : “Tolong bantuin dong? Q bener-bener ga tau ni maksud dari cerpen ini. Kata-katanya asing banget bagiku. Dah aku cari di google tapi ga ada”
Temen : “ Bentar ya mbk kar. Aku lagi nyari mufrodat punya Si ...”
Temen yang satu : “mana minta kertas aku mau nerjemahin ntar tag bantuin”.
Kemudian aku kembali lagi membaca teks-teks arab tersebut. Haduuuh...masih aja belum paham. Setelah beberapa menunggu dan jenuh serta ga ada bantuan yang menghampiriku. Akhirnya ku raih jilbabku kemudian memakainya.
“Mbak kar mau kemana?”
“Mau pulang ke pondok, aku dah pusing ni”
Sambil membereskan barang-barangku, mataku mulai berkaca-kaca. Ku ambil tisuku dan mengusap air mataku supaya tidak menetes. Setelah berpamitan aku keluar dari pintu kos, dan ternyata air mataku kembali lagi menetes. Sepanjang perjalanan menuju pondok aku masih saja menangis sambil mengayunkan sepedaku. Sebenarnya aku tidak mau menangis karena pada hakekatnya aku malu menangis di tengah keramaian jalan. Meskipun aku telah mencoba menahannya tapi air mataku semakin deras. Berulang kali aku mengusapnya dengan jilbab yang aku kenakan. Sepanjang jalan aku mulai merenungi takdirku :
“Apakah semua ini takdirku?? Bergelut dalam dunia bahasa dan sastra?? Yang dulunya tag pernah terbesit dalam benakku untuk masuk dalam dunia bahasa dan sastra. Padahal aku begitu menyukai ilmu pasti khususnya kimia. Dulunya kimia adalah bagian dari hidupku karena aku ingin menjadi seorang guru kimia seperti guru kimia di MAq dulu. Dulu aku selalu memberikan yang terbaik untuk mata pelajaran jurusanku hingga akhirnya aku meraih peringkat pertama ujian nasional di sekolah malahan sampai tingkat provinsi. Tapi apalah arti semua itu?? Kenyataannya cita-citaku kandas dan aku malah masuk dunia sastra. Akan tetapi jika emang ni sudah menjadi jalan takdirku maka mudahkanlah langkahku, Ya Rabb. Aku akan mencoba untuk menerimanya dan mungkin inilah jalan yang terbaik untukku”.

***

Sampai di pondok akupun mulai pusing dengan tugas terjemahanku lagi, yang sampai saat ini blm ada tanda-tanda selesai. Aku mulai berfikir mungkin ini bahasa arab kontemporer, akhirnya aku meminjam kamus al ‘ashri yaitu kamus Bahasa Arab Kontemporer. Semangatku kembali muncul, ku cari satu demi satu mufrodat-mufrodat asing itu. Tapi, kenyataannya hasilnyapun nihil. Alternatif terakhirku adalah minta bantuan kepada ustadzah-ustadzah pondokku. Pertama, kepada lurah pondok (Ibu Fina) yang merupakan sarjana Sastra Arab UGM.
Me, “Bu ini artinya apa (فروف, خوازيق, ابتنشرب, ابتعرف, dll)?
Bu Fina, “ini mungkin nama orang, yang ini mungkin dari kata خزق coba cari di kamus. Yang ini apa ya? Mengikuti wazan apa ya?
Kemudian beliau membaca sejenak teks arabku. Kemudian beliau berkata :
“Ini banyak bahasa ‘amiyahnya (bahasa gaul), coba cari di kamus ‘amiyah”.
Me, “Ibu punya kamusnya?”
Bu fina, “Wah, aku ga punya. Maaf ya ga bisa bantu.”
Me, “Iya bu gapapa.”
Mulai pesimis kembali. Siapa yang bisa membantuku?? Akupun kembali ke kamar dengan bertekuk wajah serta mengungkapkan keluh kesahku kepada teman-temanku yang ada di kamar. Kemudian salah satu dari mereka ada yang mengusulkan untuk bertanya ke Bu Hani (sarja sastra arab UIN). Ku mulai beranjak keluar menuju kamar ustadzahku tersebut. Sesampainya di depan kamar ku ucapkan salam kemudian beliaupun membuka pintu kemudian bertanya maksud kedatanganku.
Akupun menjawab dengan wajah memelas, “Bu, bantuin nerjemah. Aku bingung Bu.”
Beliaupun bertanya dengan wajah tersenyum, “nerjemah apa?”
“Cerpen, Bu”.
Ku langkahkan kakiku masuk ke dalam kamar dan duduk bersanding bersamanya. Beliaupun melihat serta membaca teksku. Jawabannyapun sama dengan Bu Fina. Seiring dengan jawaban tersebut, tanpa sadar akupun meneteskan air mata. Itulah yang membuatku tambah bingung kenapa air mataku selalu menetes di saat yang tidak tepat. Bu Hani tersenyum melihatku dan merasa bersalah kepadaku karena tidak bisa membantu. Di kamar tersebut juga ada Bu Ela dan Bu Yuni yang keduanya juga sempat melihatku menangis serta tag bisa membantuku. Akhirnya Bu Hani merekomendasikan untuk bertanya kepada Mbk Li’izzah. Setelah berpamitan aku segera mendatangi Mbk Li’izzah. Ternyata ia sedang duduk santai dan bersenda gurau bersama teman-temannya. Sehingga aku tag merasa canggung untuk minta bantuan kepadanya. Iapun menerimaku dengan lapang dada. Beliau mulai membacanya dan mengeluh seperti aku.
“ini teksnya kox susah mbk? Kalau punyaku enak bahasanya fushah kalo ini banyak ‘amiyahnya”
Tapi ia tetap mencoba merangkai kata-katanya. Mungkin mufrodat yang telah aku terjemahkan agak membantunya dalam merangkai. Meskipun banyak teks-teks yang belum diterjemahkan tapi setidaknya bantuannya sedikit menjadi pencerah buatku. Dan akhirnya ku ucapkan terimakasih kepadanya.
Pagi harinya, aku hanya mengetik terjemahanku seadanyam dan sebisaku. Terjemahan itu hanya 1 halaman kertas A4 serta banyak titik-titik yang aku kosongi pertanda belum aku terjemahkan. Meskipun seperti itu, aku tag merasa menyesal karena tidak dapat menyelesaikannya karena setidaknya aku telah berusaha. Setelah itu, aku mengumpulkannya dan berkata kepada bapaknya bahwa banyak yang belum aku terjemahkan karena banyak kata-kata asing dan ‘amiyah yang belum aku mengerti. Beliaupun menjawabnya dengan santai dan tersenyum simpul bahwa tidak apa-apa nanti akan dibahas di kelas. Perasaan lega menyelimutiku dan aku tidak merasa khawatir dengan semua itu.

18 April 2013

Kamis, 25 April 2013

Tiba-tiba

Tiba-tiba terbesit dalam benakku untuk kembali ke fitrah itu. Mengosongkan ruh dan mengasingkan diri untuk beberapa saat. Memisahkan diri dari berbagai kesibukan duniawi dan gejolak kehidupan serta kebisingan manusia yang membuatku sibuk pada urusan kehidupan....

Pengalaman itu indah 
Setelah mata kuliah usai dan perut yang kosong telah terisi. Kami berdua (saya dan temenku sebut saja “Mamah”) bingung mengisi waktu kosong sebelum pergi ke vihara. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Gramedia menjadi tempat tujuan kami. Kebetulan hari ini aku tak bersama jazz pinkku melainkan dengan kuda merah teman kamarku (mbk Hani’s Vega R) sehingga aku bisa menjelajah lebih banyak tempat.
Rasanya lama sekali tag menginjakkan kaki di Gramedia. Akan tetapi, semuanya tidak ada yang berubah masih tetap sama ketika aku ke Gramedia pertama kali dan yang kedua kalinya dan ditemani dengan teman yang sama pula. Setelah berkeliling di lantai 1 dan 2 sembari melihat-lihat koleksi tas-tas, dompet, dan soevenir yang lucu-lucu. Kamipun naik ke lantai 3 tempat jendela-jendela dunia. Kamipun berpencar melihat-lihat buku dan sekedar membaca-baca buku examplernya. Akupun menemukan sebuah buku yang kuanggap cukup menarik untuk di simpan di kantong tasku. Si Mamah juga mendapatkan buku-buku yang menarik hatinya. Setelah mendapat sms dari temenku untuk bekumpul di kampus kemudian pergi ke vihara, kamipun bergegas menuju kasir dan membayar buku-buku kami dan melunsur ke kampus.
Setelah menunggu cukup lama di depan MP (Multi Purpose), kedua temanku akhirnya menampakkan dirinya. Setelah itu cap cus deh menuju vihara yang merupakan tempat tujuan utama kami. Vihara tersebut terletak di Jl. Bridgen Katamso yaitu jalan yang menuju ke Jogja Tronik jika lewat sebelah utara. Setelah sampai di sana kami bertemu salah seorang yang ada di dalam vihara tersebut dan mengatakan maksud tujuan kami datang ke vihara. Akan tetapi beliau beliau tidak bisa diwawancarai dan menyuruh kami datang kembali pada hari Minggu sekitar jam 9 dan dapat melakukan wawancara setelah acara pembaktian yang berlangsung kira-kira satu jam. Kamipun berpamitan dan berencana akan kembali lagi pada hari Minggu nanti.


Foto vihara yang sempat aku abadikan sebelum pulang

Setelah itu kami memutuskan untuk mencari vihara lainnya sebagai alternatifnya. Kamipun memacu kuda-kuda mengelilingi kawasan malioboro, keraton, dan akhirnya setelah cukup lama mencari kamipun terdampar di alun-alun utara.


Terdampar di Altar, ternyata ada Konser Seru Global TV.

Awalnya ingin nonton konsernya, tapi masih saja persiapan konser. Tag sabar kami menunggu dan memilih untuk pulang. Aku dan Mamah masih betah jalan-jalan dan kamipun berinisiatif untuk mencari pengalaman dan hal yang baru yang belum pernah kami lakukan. Mamah mempunyai ide untuk mengunjungi Museum Perjuangan yang berada pada jalan satu arah menuju pondok.




Setelah sampai di sana kami pun melihat di papan dekat pintu masuk yang bertuliskan Museum Sandi. Ternyata di gedung tersebut terdapat dua museum. Museum yang menempati lantai pertama adalah Museum Perjuangan dan di bawahnya adalah Museum Sandi. Setelah menemui petugas museum kami ditanya ingin melihat museum yang mana. Dengan serentak kami menjawab Museum Sandi. Karena

rasa penasaran itulah yang membuat kami ingin melihatnya. Kami di pandu oleh seorang guide perempuan atau sebut saja Mbk Mita begitu ia memperkenalkan namanya masuk menuju Museum Sandi. Dan inilah semboyan Museum Sandi yang menyambut kami sebelum memasukinya.

semboyan Museum Sandi 



Huruf sandi yang pertama kali kami lihat di museum. Sandi-sandi tersebut mempunyai arti yang tidak kami mengerti. Mbk Mita juga belum sempat mempelajari sandi-sandi tersebut karena dia juga baru 2 bulan di sini. Sandi ini diberi nama The Summerians.



Ini adalah replika Buku Kode dan Tas Kode. Buku Kode merupakan buku sistem yang berisi huruf dan angka yang disusun oleh dr. Roebiono Kertopati. Buku sistem ini digunakan dalam hubungan komunikasi rahasia. Sedangkan Tas Kode inilah yang digunakan untuk membawa sistem kode yang nantinya akan digunakan untuk komunikasi.


Inilah rumah yang digunakan untuk menyusun sandi-sandi rahasia negara yang letaknya berada di Kulon Progo. Letaknya memang jauh, agar para musuh tidak dapat melacak keberadaannya.


Torso Tatto
Ini adalah salah satu cara menyampaikan berita yaitu dengan cara menggundul kepala lalu berita ditulis di atas kepalanya dengan cara ditatto kemudian diutus ke tempat tujuan setelah rambutnya cukup panjang menutupi tulisan. Dan penerima akan menggundulnya untuk membacanya.


Udah mirip belum??
Waah...kyagnya Si Mamah siap mengantarkan kode rahasia ni. Ceritanya pengen jadi penerusnya ya??hehehehe


Mesin Sandi SR-64/A
Mesin sandi ini merupakan hasil karya anak bangsa Indonesia . 


Intinya bahwa satu orang sudah cukup untuk menghancurkan persatuan.


Terimakasih telah menemaniku hari ini. Banyak pengalaman yang ku dapat hari ini bersamamu.



Setelah capek dan puas berkeliling kamipun mengucapkan terima kasih dan selamat jalan


jangan pernah lelah untuk mencari hal baru, kerena semua itu akan memberikan pengalaman yang indah buatmu.
 



Senin, 15 April 2013

Ini ceritaku...
Semaleman hujan..pasti tempat duduk sepedaku basah. Akhirnya pinjam sepeda temanku. Meskipun hari ini gosip-gosip libur mata kuliah Tarikh Adab kosong, ku tetap berangkat pagi untuk mengantisipasi kalau tiba-tiba tidak kosong. Eeehh...tunggu deh, kenapa sepedanya berat banget?? Pengen balik ke pondok lagi udah nanggung. Ya udah deh terpaksa tetap ku ayunkan sepeda secara perlahan supaya tidak terlalu capek. Sesampainya di kampus seperti biasa wajahku dah ga karuan. Keringat memenuhi seluruh wajah, leher, dan punggungku. Keadaan seperti inilah yang selalu ku alami jika kuliah naik sepeda. Tetapi bagiku bersepeda itu mempunyai sensasi tersendiri. (Balik ke topik semula deh hehe...) Ku temukan teman-temanku (Zulfa, Nci, Husna, dan Ira) berada di ruang 104 tengah bersenda gurau dan ada pula yang sedang browsing-browsing tentang apa ja yang tengah mereka sukai (Noah, Bagas idola cilik, fathin, IMB, dll). Kemudian akupun langsung masuk dan ikut nimbrung bersama mereka. Tapi q  melakukan hal lain yakni membuka lembaran-lembaran materi filsafat (hahaha...sok rajin). Setelah bosan membolak-baliknya dan pusing akan materi-materi yang ada di dalamnya, akhirnya akupun menutupnya dan membuka my laptop. Biasanya yang menjadi tujuan pertamaku adalah FB alias facebook tapi kali ini yang tengah bersarang di pikiranku adalah blog. Sebenarnya belum ada ide buat nulis tapi hanya ingin mendesainya supaya lebih menarik. Memberi musik pada blog sasaran pertama, tag tahu bagaimana caranya. Akupun bergegas mengambil hp dan sms  temenku yang blognya berisikan musik gratis..
Me : “Mamah... cara ngasih musik di blog gmn?”
Mamah : “klik ja blogku”
Me : “Trus gimana mah?”
Mamah : “Milih genre lagunya..”
Me : “Msih ga paham..hehehe”
Mamah : “cari di google aja”
Dengan segala kebingunganku, akupun mengotak-atik pengaturannya. Ga karomah kalau ga berhasil (sok yes hehehe). Selang beberapa menit kemudian, blogku telah terisi musik (yeeee....). lagu Rihanna yang berjudul Take a Bow yang menjadi pilihanku (maklum lagi suka). Teman-temanku masih bersenda gurau di tengah keasyikanku bersama blogku ga tau apa yang tengah mereka perbincangkan apalagi tadi ketambahan seorang teman (Mae) yang orangnya rame banget. Eh ada leni juga tapi dia hanya sibuk dengan materi filsafatnya di bangku belakang (rajin banget). Kemudian kita memutuskan untuk pulang ke kos Nci dan masuk lagi nanti jam satu buat UTS Filsafat Ilmu. Aku nurut aja lagian kepalaku pusing dan perutku sakit akibat datang bulan, dan bisa istirahat di sana. Tetapi hanya kami berlima (Nci, Me, Husna, Mae, dan Ira) kalau zulfa biasa dia selalu menghilang secara tiba-tiba, sedangkan Leni ga ikut karena capek. Sesampainya di kos aku ga langsung tiduran, tapi kembali mmbuka materi filsafat ilmu di temani musik di hapeku yang sengaja volumenya aku kerasin untuk menyamarkan keramaian Mae yang tengah asyik bercerita.
1 pesan diterima (Husna BSA)
Husna : “Mau lele bakar, asam, atau saus tiram?? Bls cpt! By Zulfa.”
(wuiiiiih...kyagya enak nie,,asyik mau ditraktir) Aku dan teman-teman sepakat lele bakar saus tiram.
Me : “Lele saus tiram..”
Husna : “paketannya tinggal ayam dan nila. Mau yang mana?”
Me : “Nila...(maklum jarang makan atau mungkin malah belum pernah)
Jadi ga sabar menjalani UTS Filsafat Ilmu deh...
Tunggu cerita selanjutnya,,

Popular Templates

Pengikut

javascript

java

javascript

music

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

java

Update templates

Recent Templates